Aset telekomunikasi yang terdapat di seluruh gardu induk memiliki peran penting sebagai jaringan urat nadi pada sistem kelistrikan Operation Technology (OT). Untuk itu, PLN Icon Plus menginisiasi Asset Management Contract sebagai inisiatif strategis dalam menjaga dan memelihara aset telekomunikasi OT. Inisiatif ini merupakan bentuk kontribusi PLN Icon Plus bagi keandalan sistem kelistrikan nasional.
Inisiatif Asset Management Contract (AMC) dilatarbelakangi peristiwa blackout (pemadaman listrik) yang terjadi di Pulau Jawa pada 4 Agustus 2019. Kala itu, wilayah Jakarta, Banten, serta sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur mengalami mati listrik sepanjang hari.
Kejadian mati listrik tersebut berdampak pada terganggunya sistem transportasi umum, lalu lintas, dan telekomunikasi. Gangguan sistem transmisi 500 kV di Ungaran dan Pemalang disinyalir sebagai penyebab terganggunya transfer energi listrik.
Faktor pemicu lainnya adalah berkaitan dengan performa telekomunikasi sistem OT. Karenanya, PLN Icon Plus mendapat penugasan dari PLN untuk melakukan maintenance dan menjaga aset telekomunikasi agar selalu dalam kinerja yang prima.
Dalam hal ini, PLN Icon Plus bersinergi dengan dengan Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Jawa, Madura, dan Bali PT PLN (Persero). Selain melaksanakan operasi dan pemeliharaan, PLN Icon Plus juga melakukan perencanaan investasi.
“AMC merupakan sebuah program inisiatif anti-blackout listrik Jawa – Madura – Bali (Jamali). Dengan adanya AMC ini, UIP2B bisa fokus pada tugas operasional untuk menjaga keandalan pengatur beban sistem Jawa – Bali,” ujar SPV Network Maintenance & Operation PLN Icon Plus, Erli Darmawanto.
Tujuan utama AMC adalah memastikan aset telekomunikasi memenuhi aspek Asset Health Index (AHI) sehingga berstatus sehat atau dalam kondisi normal dan optimal “ready to service”.
“Jadi, ketika ada temuan atau kendala, bisa langsung diantisipasi dan disampaikan ke UIP2B. Mereka lah yang memutuskan dan menindaklanjuti: apakah diperbaiki atau harus dilakukan penggantian perangkat? Jika perlu dilakukan perubahan besar, maka akan dimasukkan dalam perencanaan investasi atau pengembangan ke depannya,” papar Darma.
Penerapan AMC memberikan manfaat, antara lain status aset maupun sebaran tim dapat dipantau secara real time. Kemudian, Preventive Maintenance (PM) dilaksanakan dengan satu sistem sehingga menerapkan satu standar yang sama.
“Sebelum diterapkan AMC, masing-masing UP2B mempunyai kontrak lokal. Artinya, vendornya pun berbeda-beda, belum tersistem, sehingga hasil PM diolah secara manual,” terang Darma.
Preventive Maintenance
Sejak running pada November 2021, sampai dengan saat ini, AMC telah diimplementasikan di 514 lokasi/gardu induk di Jawa – Bali. Untuk itu, PLN Icon Plus menerjunkan 149 personel yang ditugaskan di 33 basecamp yang tersebar di Jawa Bali. Setiap basecamp dipimpin seorang leader.
“Dalam pelaksanaannya, Tim AMC juga dibantu Tim SBU. Selain sebagai representatif perusahaan di daerah, Tim SBU juga lebih paham tentang perangkat telekomunikasi secara teknis.
Tim AMC akan melakukan kegiatan preventif dan korektif terhadap aset-aset telekomunikasi di gardu induk. Terdapat 10 jenis tipe aset yang dikelola dalam AMC, yaitu baterai, rectifier, DC Panel Distribution Board (DCPDB), Fiber Optic Cable (FOC), Multiplexer (MUX), Radio VHF/UHF, Radio Microwave (RL), Repeater Radio (RR), Router/Switch, dan Remote Terminal Unit (RTU).
Setiap bulan, Tim AMC melakukan inspeksi dengan mendatangi setiap aset, lalu memulai pekerjaan pemeliharaan, mulai dari pembersihan, pengukuran, hingga pengetesan. Sebelum PM, ada beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilalui.
Dimulai dari pembuatan jadwal, penerbitan working order ke tim, pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan pekerjaan kepada PIC. Pekerjaan hanya bisa dilakukan jika sudah working permit yang sudah disetujui pihak Gardu Induk.
“Working permit ini kami perlukan untuk bisa masuk ke lokasi GI. Tapi di lapangan, sering kali terjadi perbedaan antara rencana dan eksekusi karena WP yang tak kunjung di-approved pihak GI terkait sehingga pelaksanaan PM pun mundur dari jadwal,” jelas Darma.
Berkaca pada kondisi tersebut, ke depannya, PLN Icon Plus akan mengintegrasikan AMC dengan aplikasi working permit. Dengan working permit tersentral, diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses PM serta pengambilan keputusan. Hal ini, tentunya akan berujung pada peningkatan kualitas pelayanan kelistrikan dan pemeliharaan aset kelistrikan menjadi lebih baik lagi.