Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke motor listrik. Upaya tersebut tertuang dalam roadmap strategi energi nasional yang menargetkan dua juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua pada 2030.
Program konversi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) bertujuan untuk merealisasikan penggunaan energi yang lebih bersih, mengurangi impor BBM, serta menurunkan emisi gas buang CO2. Sejauh ini, Indonesia tercatat berada di urutan ketiga negara ASEAN dalam hal minat membeli kendaraan listrik dengan prosentase 41%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, menuturkan pemerintah telah menyiapkan rencana jangka panjang KBLBB hingga 2050. Selain menerbitkan kebijakan penjualan motor dan mobil berbasis listrik, pemerintah juga akan membangun ekosistem kendaraan berbasis baterai di sejumlah daerah.
“Hingga 2030, pemerintah menargetkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) akan mencapai 25.000 unit. Sampai saat ini, sudah ada 147 SPKLU,” ujarnya.
Di Indonesia, kendaraan roda dua masih jadi pilihan kebanyakan masyarakat sebagai alat transportasi. Sampai akhir Desember 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 21 juta mobil dan 115 juta motor.
Berdasarkan data tersebut, pemerintah menaruh perhatian lebih besar pada penggunaan motor listrik ketimbang mobil listrik. Lalu, apa keunggulan motor listrik ketimbang motor berbahan bakar minyak?
Perawatan murah dan mudah
Perawatan motor listrik tergolong lebih sederhana daripada motor bensin karena motor listrik memiliki jumlah komponen mesin yang jauh lebih sedikit. Salah satu perawatan yang dilakukan secara berkala adalah penggantian baterai motor.
Suara mesin halus
Motor listrik memiliki suara yang halus sehingga dapat membantu mereduksi polusi suara.
Efisiensi tinggi
Motor listrik tiga kali lebih irit dalam penggunaan sumber energi penggerak.
Akselerasi spontan
Motor listrik cukup bertenaga dan bisa memberikan torsi penuh secara langsung, tetapi memiliki konsumsi energi yang rendah.
Motor Listrik untuk Jarak Jauh? Pasti Bisa!
Maman Suparman (46 tahun) dari komunitas GESITS Riders Indonesia (GRID) berhasil menempuh jarak kurang lebih 800 km dengan rute Jakarta – Surabaya hanya dalam waktu kurang 24 jam. Menariknya, perjalanan tersebut merupakan solo ride touring yang dilakukan Maman dengan motor listrik.
Dalam kegiatan bertajuk “Solo Ride Touring Motor Listrik: One Man, One Day, One Electric Vehicle” tersebut, Direktur Utama PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi yang didampingi Direktur Electricity Relate Business Chipta Perdana hadir untuk melepas keberangkatan Maman pada Sabtu (11/2).
Keberangkatan dimulai dari Kantor PLN Icon Plus SBU Regional Jakarta Banten di Cawang, Jakarta. Sepanjang perjalanan, Maman singgah di Kota Cirebon, Semarang, Pati, dan Tuban untuk melakukan pengisian ulang baterai motor listrik. Hingga akhirnya, tibalah Maman di Kantor PLN Icon Plus SBU Regional Jawa Timur di Surabaya pada Minggu (12/2).
Kedatangan Maman disambut oleh Direktur Electricity Related Business Chipta Perdana dan Direktur Bisnis Konektivitas Sigit Witjaksono, yang didampingi GM PLN Icon Plus SBU Regional Jawa Timur Enrico Batubara. Sejumlah pengendara dari komunitas motor listrik di Surabaya juga terlihat hadir untuk menyambut Maman.
Solo Ride Touring Motor Listrik ini merupakan wujud komitmen PLN Icon Plus dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia sekaligus bentuk dukungan kepada komunitas pengguna kendaraan listrik.
Selain itu, kegiatan ini juga mengubah pandangan masyarakat terhadap motor listrik. Motor listrik dianggap sebagai kendaraan dalam kota yang hanya bisa digunakan untuk jarak tempuh pendek. Maka, keberhasilan Maman pun telah menghapus segala keraguan dan kekhawatiran masyarakat akan kemampuan motor listrik untuk melakukan perjalanan panjang.“PLN Icon Plus sebagai Subholding Beyond kWh, sangat mendukung program pemerintah dalam mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sudah saatnya, kita beralih ke kendaraan listrik sebagai alat transportasi karena kendaraan listrik lebih hemat dan andal,” ajak Direktur Electricity Related Business Chipta Perdana.