Mengantongi hak eksklusif atas pemanfaatan aset strategis (Right of Ways – RoW) milik PT PLN (Persero), menjadikan ICON+ sebagai salah satu pelaku usaha di industri ICT Nasional yang memiliki nilai keunggulan dalam berkontribusi menjangkau seluruh wilayah tanah air dan mewujudkan transformasi digital hingga pelosok negeri.
Berangkat dari adanya kebutuhan telekomunikasi dan informasi perusahaan, PT PLN (Persero) mendirikan ICON+ pada 2000. Di sisi lain, masih terdapat excess capacity dari aset-aset ketenagalistrikan yang dimiliki PLN.
Excess capacity dari aset strategis itu pun dapat diberdayagunakan sebagai jaringan telekomunikasi, multimedia, dan informatika. Untuk itu, PLN mengamanahkan pengelolaan dan pemanfaatan aset strategisnya—yang disebut Right of Ways (RoW) kepada ICON+.
Hak pemanfaatan atas RoW PLN menjadi sebuah unique value sekaligus modal ICON+ untuk dapat growth and sustain di industri ICT. Melalui pengelolaan RoW, ICON+ juga menciptakan nilai tambah dan meningkatkan daya saing PLN melalui pemanfaatan RoW.
Sebagai perusahaan di bawah bendera BUMN, ICON+ juga mengusung misi untuk negeri. Dalam hal ini, menghadirkan layanan internet fiber optic yang andal untuk mewujudkan konektivitas telekomunikasi dan informasi di seluruh wilayah Tanah Air.
Dengan jaringan infrastruktur PLN yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, layanan internet ICON+ dapat menjangkau hingga ke wilayah perdesaan. Bahkan, wilayah pelosok yang berada di area blankspot dan belum terjamah layanan mobile internet.
Pengelolaan RoW
Pemanfaatan RoW oleh ICON+ untuk kepentingan telematika meliputi aset-aset ketenagalistrikan, seperti jaringan tiang tegangan listrik di atas tanah, di dalam tanah, maupun di dasar laut. Jaringan tiang terdiri dari Tegangan Rendah (TR), Tegangan Menengah (TM), Tegangan Tinggi (TT), dan Tegangan Ekstra Tinggi (TET).
Tercatat lebih dari 1,5 juta jaringan tiang PLN tersebar di wilayah Indonesia yang dapat dimanfaatkan ICON+. Selain tiang PLN, ICON+ juga memanfaatkan kabel pilot/tembaga, penghantar listrik (konduktor), serta akses dari dan ke bangunan seluruh unit PLN.
“Seiring wewenang pemanfaatan yang diberikan oleh PLN, kami memiliki kewajiban untuk mengelola aset-aset tersebut. Pengelolaan untuk kepentingan telematika, kami lakukan secara profesional dan sesuai SOP serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” jelas Specialist Staff Ahli Direksi, Direktorat Service Excellence ICON+, Ajat Munajat.
Di antara kewajiban ICON+ adalah menjaga dan menjamin bahwa pemanfaatan RoW untuk kepentingan telematika tidak mengganggu ataupun menimbulkan dampak negatif terhadap penyaluran tenaga listrik PLN. Untuk itu, ICON+ berkewajiban pula atas penataan dan penertiban pemanfaatan RoW.
Ajat menjelaskan, melalui pengelolaan RoW, ICON+ turut menjaga lingkungan agar tetap aman, tertib, dan estetik bersama dengan pengelola RoW lainnya—seperti RoW telekomunikasi, jalan raya, jalur kereta api, dan jalur pipa gas. Upaya ini merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah setempat sekaligus menciptakan lingkungan yang positif bagi masyarakat.
“Salah satu upayanya adalah penataan dan penertiban RoW, terutama dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang menggunakan RoW secara ilegal,” tambah Ajat.
Fungsi penataan meliputi penataan pemanfaatan aset ketenagalistrikan, pengalihan kerja sama pihak ketiga dari unit-unit PLN kepada ICON+.
Dalam fungsi penertiban, dilakukan melalui sinergi dengan instansi penegak hukum yang berwenang, khususnya yang telah menjalin kerja sama dengan PLN.
Tugas penertiban juga mencakup inventarisasi dan pengumpulan seluruh data kerja sama serta penurunan alat dan perangkat yang dipasang pada tiang penyangga.
“Fungsi penataan terpusat pada organisasi bidang Kemitraan pada Divisi Digital & Business Solution. Sedangkan fungsi penertiban, berada pada bidang Operasi, Pemeliharaan, dan Aset pada masing-masing SBU Regional,” ujar Ajat.
Tantangan & Strategi
Pengelolaan RoW, diakui Ajat, tak luput dari beragam tantangan, baik internal maupun eksternal. Di lingkungan internal, masih terdapat gap dalam pendataan pemakaian aset.
Disamping itu, perlu dilakukan improvement terhadap desain, perencanaan, dan implementasi jaringan kabel fiber optic.
Peningkatan proses penataan dan penertiban pemanfaatan RoW terus dilakukan baik dari sisi teknis maupun legal. Dengan begitu, tujuan penataan dan penertiban dapat tercapai, yaitu pemanfaatan aset yang sesuai SOP dan standar teknis sehingga tidak mengganggu keamanan, estetika, maupun kegiatan penyaluran tenaga listrik oleh PLN.
Di sisi lain, tugas penataan dan penertiban RoW yang dilakukan ICON+ sejalan dengan program pemerintah daerah yang memiliki regulasi terkait penertiban dan penempatan sarana jaringan utilitas, seperti jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan gas.
Dengan peran sebagai pengelola RoW, ICON+ turut mendukung pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kelola ruang yang baik.
Sebagai pengelola RoW, ICON+ memiliki landasan hukum dan langkah strategis untuk melakukan penindakan ataupun penertiban atas penggunaan tiang tanpa izin. Strategi tersebut kemudian dijelmakan dalam dua program prioritas, yakni Pembenahan Pemanfaatan RoW Internal ICON+ dan Penertiban Pemanfaatan RoW oleh selain ICON+.
Dengan merealisasikan setiap strategi dan program yang dirumuskan, diharapkan target perusahaan— baik jangka pendek maupun panjang dapat tercapai.
Hingga akhirnya, mendatang, dapat terwujud pemanfaatan RoW yang tertib serta terjaga konsistensi dan keberlangsungannya.
“Harapan jangka panjangnya, dapat terwujud operational excellence dalam pengelolaan bersama jaringan utilitas telekomunikasi. Operational excellence adalah pengelolaan yang efisien, efektif, dan fleksibel,” ungkap Ajat.
Selain itu, dapat terbentuk kolaborasi antara stakeholder ruang publik sehingga mampu meningkatkan nilai bisnis. Hingga akhirnya, seluruh langkah dan upaya yang dilakukan ICON+ sebagai pengelola RoW PLN dapat mendukung terwujudnya ruang publik yang hijau dan estetik sekaligus menyediakan layanan internet andal yang terjangkau dan menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
