sejak diperkenalkan sebagai brand baru internet fixed broadband pada 31 Mei 2021, layanan ICONNET semakin luas menjangkau masyarakat. ICONNET menjadi solusi atas peningkatan kebutuhan masyarakat akan layanan internet yang tidak hanya andal dan berkualitas. Namun, juga memberi kemudahan dan terjangkau masyarakat.
Kebutuhan untuk terhubung melalui koneksi internet untuk bekerja, sekolah, hiburan, dan produktivitas lain semakin tinggi sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan pandemi Covid-19. Selama pandemi Covid-19 melanda dunia, manusia mulai terbiasa dengan digitalisasi.
Namun, digitalisasi bukan hanya sebatas pada tersedianya layanan internet. Lebih jauh, masyarakat membutuhkan kualitas internet andal, harga terjangkau, serta mampu menjangkau hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Semangat inilah yang mendorong ICON+ meluncurkan layanan ICONNET. Di sisi lain, semangat ini juga merupakan sebuah inisiatif untuk mendukung upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan penetrasi internet broadband nasional.
Kehadiran ICONNET mampu mendorong penetrasi internet broadband di Indonesia yang sebelumnya bergerak relatif lambat. Berdasarkan data World Bank pada 2021, penetrasi pasar jaringan internet berbasis pita lebar tetap di Indonesia baru mencapai 4%.
Tantangan geografis menjadi salah satu penyebab tidak meratanya distribusi layanan internet fixed broadband. Dengan wilayah Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau, tersebar dari Sabang sampai Merauke – dari Miangas hingga Rote, sangatlah tidak mudah menggelar jaringan internet fixed broadband. Kondisi ini tentunya berdampak pada tingginya biaya investasi.
Dengan mengantongi hak eksklusif atas pemanfaatan aset strategis (Right of Ways – RoW) PT PLN (Persero)—dalam hal ini tiang listrik, ICON+ memiliki potensi besar untuk memperluas coverage area ICONNET dan membuka akses layanan ICONNET hingga pelosok negeri.
“Di mana ada tiang listrik, di sana ada ICONNET” pun menjadi spirit ICON+ untuk merajut konektivitas telekomunikasi dan informasi di seluruh penjuru Tanah Air. Tidak hanya mengakselerasi penetrasi ICONNET, peran ICON+ sebagai pengelola RoW juga dapat mendorong peningkatan penetrasi internet fixed broadband secara nasional.
“ICONNET merupakan inisiatif PLN atas arahan Kementerian BUMN yang tujuan besarnya adalah meningkatkan penetrasi broadband nasional. Artinya, semakin banyak rumah di Indonesia terkoneksi dengan internet berkecepatan tinggi dan berbasis fiber optic,” jelas VP Retail Solution ICON+, Wuri Yulianto.
Strategi
Dalam proses mencapai 1 juta pelanggan, ICON+ berpacu dengan waktu dalam pengembangan homepassed. “Istilahnya, kalau kita ingin memanen jumlah padinya, sawahnya harus jadi lebih dulu,” jelas Wuri.
Namun, Wuri tetap optimis bahwa ICONNET akan tumbuh pesat. Terbukti, dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, jumlah pelanggan layanan internet yang dulunya bernama Stroomnet ini menunjukkan tren peningkatan signifikan. Saat ini, jumlah pelanggan ICONNET tercatat sudah hampir menyentuh angka 400 ribu.
“Ini menjadi penyemangat kami untuk bisa mencapai target yang ditetapkan. Dengan angka yang sudah tembus 400 ribu, kami pun optimis untuk menuju tiga besar dalam industri internet fixed broadband,” tegas Wuri.
Capaian tersebut, tentunya tak terlepas dari nilai tambah yang ditawarkan ICONNET kepada pelanggan melalui kepastian jaringan internet yang andal (reliable), terjangkau (affordable), dan tanpa batas (unlimited).
Disamping itu, langkah strategis yang diambil juga sangat berperan dalam pertumbuhan layanan ICONNET. Penetapan daerah suburban atau wilayah pinggiran kota sebagai prioritas merupakan strategi yang sejalan dengan program peningkatan penetrasi broadband nasional.
Berdasarkan hasil microclustering, daerah suburban masih relatif hijau dan memiliki potensi tingkat pengembalian yang lebih baik. “Jika ICONNET fokus di area urban yang sebagian besar sudah terdapat pemain lain di sana, lalu menggelar jaringan di sana, maka sebenarnya jumlah rumah yang terkoneksi fiber di seluruh Indonesia tidak bertambah. Dengan kata lain, tidak ada nilai tambah bagi negara,” papar Wuri.
“Maka, ICONNET memfokuskan pada daerah-daerah yang memang masih hijau, dan potensi pasarnya tinggi. Hal ini bukan hanya meningkatkan utilisasi infrastruktur (Take Up Rate) dan menjanjikan tingkat pengembalian investasi yang baik. Namun, juga memberikan nilai tambah bagi negara melalui pertumbuhan jumlah rumah yang terkoneksi internet broadband di seluruh Indonesia,” lanjut Wuri.
Prioritas pengembangan ICONNET juga difokuskan pada area yang sudah terdapat infrastruktur backbone milik ICON+. Dengan jaringan backbone yang sudah sangat luas, mulai dari Sumatra, Jawa, sampai Bali, akan mempercepat pengembangan jaringan ICONNET, menjamin keandalan kualitas jaringannya, sekaligus memaksimalkan profitabilitas ICONNET.
Strategi capai target berikutnya adalah dengan meningkatkan kapasitas ICONNET, baik jaringan maupun infrastruktur. Di antaranya meningkatkan kapasitas homepassed menuju lebih dari 2 juta di seluruh Indonesia pada titik-titik cluster yang potensial.
Seiring dengan titik-titik cluster yang menjadi sasaran pembangunan coverage, dijalankan strategi peningkatan brand awareness masyarakat terhadap ICONNET. Di antaranya, dengan membangun opini positif melalui influencer ataupun tokoh daerah yang digandeng sebagai brand advocate.
Lalu, bersinergi dengan PLN untuk memanfaatkan ruang lingkup, baik pada aset-aset strategis maupun program PLN. Misalnya saja, sosialisasi ICONNET melalui berbagai event yang diselenggarakan PLN.
Keseimbangan
Perkuatan internal juga menjadi aspek penting dalam pencapaian target. Mulai dari organisasi di kantor pusat sebagai regulator, tim support, hingga tim Strategic Business Unit (SBU), contact center, dan Network Operating Center (NOC) yang merupakan ujung tombak layanan ICONNET.
Dari sisi aftersales service, ICON+ akan memperkuatnya dengan penambahan contact center ICONNET di Semarang. Kemudian, secara sistem, ICON+ tengah mengembangkan sebuah sistem terintegrasi, yaitu aplikasi iCRM+.
Sistem yang ditargetkan go live pada Oktober 2022 ini mengintegrasikan aspek pemasaran, aktivasi, gangguan, dan billing. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan yang berujung pada kepuasan pelanggan.
“Sebagai pemain—yang terbilang masih baru, kami masih dalam proses menata infrastruktur dan kapabilitas internal untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Salah satu wujudnya dengan implementasi iCRM+ yang menjadi sebuah lompatan yang sangat berharga,” ucap Wuri.
Aktualisasi dari setiap strategi yang dirumuskan diharapkan dapat memacu pertumbuhan ICONNET hingga menuju 1 juta pelanggan. Wuri menegaskan, pencapaian 1 juta pelanggan bukanlah capaian angka semata. Melainkan, satu juta pelanggan yang mendapatkan kepuasan atas layanan internet ICONNET.
“Jadi, yang harus kami capai adalah 1 juta yang puas. Bukan 1 juta yang berlangganan, tapi 2 bulan kemudian pull out. Maka, yang kami utamakan adalah kepuasan pelanggan. Semangat kami adalah semangat untuk memperbaiki layanan secara terus- menerus untuk kepuasan pelanggan,” tegas Wuri.
ICON+ fokus pada proses perbaikan di berbagai aspek sehingga dapat tercapai kepuasan. Tidak hanya pelanggan, melainkan juga pemegang saham yang memiliki aspirasi tinggi terhadap ICONNET maupun stakeholders.
“Kehadiran ICONNET cukup mengejutkan berbagai pihak, mulai dari kompetitor, vendor, bahkan kami sendiri di ICON+ cukup terkejut dengan kemajuan ICONNET yang signifikan. Karena itu, perlu fokus pada perbaikan yang dilakukan step by step di berbagai sisi,” ujar Wuri.
Dengan demikian, dapat terwujud keseimbangan yang baik di antara ICON+, regulator, konsumen, vendor, hingga kompetitor. Dalam hal ini, setiap pihak dapat menjalankan perannya dan saling mendukung untuk kemajuan industri ICT nasional hingga terealisasinya digitalisasi di Tanah Air.